MAKALAH ETIKA BERUSAHA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Posted by : Teni Setiani di 11.31 0 Comments

MAKALAH
ETIKA BERUSAHA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
 
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Kewirausahaan
      Dosen : Dr. R. Hendaryan., M.M




  Disusun Oleh :
 
1.     Rahayu Juwita        (2108090228)
2.     Teni setiani               (2108090278)
3.     Yesi Lisnawati          (2108090330)
4.     Iim Sukimah            (2108090125)
5.     Cepi Bahtiar             (2108090043)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
                                              (FKIP)                 
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS 

2011


KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas petunjuk,  rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah yang berjudul Etika Berusaha Dan Tanggungjawab Sosial bisa terselesaikan. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, motivasi dari beberapa pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih, kepada :
1.        Bpk. Dr. R. Hendaryan, M.M, selaku dosen mata kuliah Kewirausahaan, yang telah memberikan motivasi, saran, masukan dan ilmu yang beliau berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
2.        Orang tua yang telah senantiasa selalu mendoakan sehingga tugas ini bisa selesai pada waktunya. Semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.





                                                                                    Ciamis, 23 Desember 2011                            


                                                                                                Penulis





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
 Semakin besar suatu organisasi, maka semakin besar pula tuntutan masyarakat terhadap organisasi tersebut. Banyak lembaga bisnis yang menggunakan segala cara untuk memenangkan persaingan oleh karena itu, diharapkan pelaku bisnis dapat menjalankan bisnis yang memenuhi syarat dalam etika bisnis, baik secara moral maupun norma masyarakat. Organisasi sebagai suatu system juga diharapkan dapat memiliki tanggunjawab sosial terhadap masyarakat.
Stakeholder menghendaki agar pelaku bisnis atau perusahaan dengan segala bentuk bisnisnyaberperilaku etis dan memiliki tanggungjawab terhadap komunitas, sosial, etika dan hukum. System bisnis beropersi dalam suatu lingkungan dimana perilaku etis, tanggungjawab sosial, peraturan pemerintah dan pihak Stakeholder ini menentukan tingkat keberhasilan yang dapat diraih perusahaan.
1.2      Tujuan
Makalah ini di buat bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kewirausahaan, dimana makalah ini menjelaskan tentang ruang lingkup etika  berusaha dan tanggungjawab sosial. Selain itu makalah ini menjelaskan bagaimana cara berbisnis yang sesuai dengan etika yang sebenarnya, karena etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan persoalan perusahaan.
1.3    Masalah
Apa yang sebenarnya dimaksud dengan etika berusaha dan tanggungjawab social? Bagaimana cara menerapkan etika berusaha dan tanggungjawab social dalam berbisnis?



BAB II
                             PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntutan dan pedoman berperilaku dalam menjalankan kegiatan perusahaan atau berusaha. Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas stakeholder dalam membuat keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan persoalan perusahaan. Sistem bisnis beroperasi dalam suatu lingkungan dimana perilaku etis, tanggungjawab social, peraturan pemerintah dan perundangan saling berkaitan satu sama lain.
            Stakeholder Etika dalam bisnis diantaranya sebagai berikut:
a)      Konsumen; konsumen berkepentingan terhadap perilaku etis perusahaan berhubungan dengan produk.
b)      Karyawan; merupakan sumber ekonomi perusahaan yang penting.
c)      Investor penanam modal ; berkepentingan terhadap jaminan pengembalian dana yang dinvestasikan dalam kegiatan usaha perusahaan
d)     Pemilik dan manajemen; berkepentingan menjalankan kegiatan manfaat kepada pemilik , manajemen serta stakeholder.
e)      Pemasokbahan-bahan; pemasok berkepentingan terhadap perilaku etis berbubungan dengan kemampuan perusahaan dalam memberikan kelancaran hubungan dengan pemasok.
f)       Organisasi pekerja; berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan untuk menjamin atau memenuhi kewajiban untuk kehidupan para karyawan.
g)      Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas  usaha; pemerintah dalam mengatur kelancaran usaha melalui berbagai kebijakan.
h)      Bank penyandang dana perusahaan atau kreditur; bank maupun kreditur merupakan sumberdana bagi kelancaran usaha perusahaan.\
i)        Investor penanam modal; berkepentingan terhadap jaminan pengembalian dana yang didinvestasikan dalam kegiatan perusahaan
j)        Masyarakat; merupakan pihak yang mengamati kehidupan perusahaan dan adakalanya memperngaruhi bisnis.
k)      Kelompok khusus atau mitra usaha; merupakan relasi usaha yang dapat bekerjasama dalam kegiatan operasional perusahaan.
Salah satu paham mengenai bisnis umum adalah kontradiksi antara etika, tanggungjawab social dan laba. Seperti yang dikatakan pendiri bisnis , “sangat mungkin untuk menjadikan hidup layak tanpa membahayakan integritas perusahaan, perseorangan dan lingkungan.” ( Hodgeett & Kuratko, 1991). Manfaat perusahaan berprilaku etis adalah:
1)      Suatu perusahaan akan terhindar dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan dengan reputasi.
2)      Kerangka kerja yang kokoh memandu para manajer dan karyawan perusahaan sewaktu berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja perusahaan yang semakin komplek.
3)      Perusahaan yang etis dan memiliki tanggung jawab social mendapatkan rasa hormat dari stakeholder.
4)      Banyak perusahaan yang menerapkan perilaku etis dan tanggung jawab sosial dapat menambah uang dalam bisnis mereka.
Secara logika ekonomi (pencarian laba) mendominasi dalam pengambilan keputusan bisnis, tetapi konsekuensi tersebut juga memiliki konsekuensi terhadap kemanusiaan (pekerja, supplier, konsumen, maupun kehidupan sosial). konsekuansi pengambilan keputusan tersebut akan menentukan eksistensiperusahaan kedepan. Keputusan etika yang tepat sesuai dengan keinginan perusahaan dan stakeholder akan memberikan beberapa keuntungan sepertiimage yang baik, reputasi disamping laba dalam jangka panjang ( Hunger & Whellen,2000; Cullen, John,2005).
2.2 Dilema Etika Dalam Manajemen
Etika muncul disebabkan oleh banyak faktor, antara lain: ( Hunger & Whellen, 2000: Kuratko & Hodgetts, 2007).
1)      Perbedaan norma dan nilai budaya yang berbeda untuk setiap Negara, bahkan secara geografis maupun etnis.
2)      Tahap perkembangan nilai universal,yakni perkembangan moral yang terbentuk dari keinginan pribadi untuk memperhatikan nilai univerasal. Perkembangan moral individu berjalan melalui tahap preconvetional, conventional, sampai tahap principle
3)      Nilai-nilai individu dalam praktik manajemenperusahan, baik manjemen puncak maupun stakeholder.
4)      Tantangan kuatnyamashabrelativisme moral yang mengatakan bahwa moral bersifat relative pada pribadi, sosial dan budaya.
Studi empiris Shailendra, et . al, (1997), menmukan empat faktor dilemma etika diantaranya: conflict of interest , personality traits, social responsibility to stakeholder dan level of openness.
Hunger & Whellen, (2000) member solusi pendekatan dasar yang dapat digunakan sebagai titik awal pertimbangan pengambilan keputusan etika adalah:
1)      Pendekatan Utilitarian
2)      Pendekatan hak individu
3)      Pendekatan keadilan
2.3  Filosofi etika dan tanggungjawab sosial
Etika adalah tatanan nilai moral dan standar perilaku yang membentuk dasar bagi orang-orang dalam suatu organisasi sewaktu mereka membuat keputusan dan berinteraksi dengan pihak stakeholder dalam perusahaan.
Tujuan etika adalah untuk memungkinkan individu membuat berbagai pilihan di antara perilaku alternatif.
Banyak praktek manajemen perusahaan yang dengan mudah mendapatkan masalah dalam tindakan tidak etis dan ilegal, yang sampai sekarang masih dipertanyakan dan menjadi bahan kajian antara lain (Cavanagh dalam Hunger & Whellen, 2000)
1.      Kelalaian praktek manajemen pada tenaga nuklir, persenjataan dan pabrik bahan kimia serta limbah industri.
2.      Menolak memberikan perlindungan, pinjaman kepada minoritas.
3.      Pembuangan limbah yang tidak pada tempatnya.
4.      Produk dan penjualan produk rusak.
5.      Keselamatan kerja dan kejahatan ekonomi sosial.
6.      Diskriminasi dalam sex, ras, suku.
Dari sudut pandang strategi, suatu perusahaan wajib mempertimbangkan tanggungjawab sosial di mana bisnis menjadi bagiannya. Argumen yang berkaitan dengan perilaku manajemen perusahaan dalam etika dan tanggungjawab sosial adalah Hunger & Whellen (2000):
1.      Moralitas
2.      Pemurnian kepentingan diri sendiri
3.      Teori investasi
4.      Mempertahankan ekonomi
Beberapa ranah etika dan tanggungjawab sosial yang dapat dijadikan landasan dalam melakuakan kegiatan secara etis dan tanggungjawab agar mampu diterima di area bisnis nasional maupun multinasional harus patuh pada beberapa hal, sebagai berikut:
1.      Konsumen, penyediaan produk dan aman, memberikan harga produk yang wajar, serta kemudahan konsumen mendapatkan informasi terhadap produk yang dikonsusi. Menurut Zimmerer (1986), beberapa hak pelnggan di antaranya hak keamanan, hak untuk mengetahui, hak untuk di dengar, hak untuk pendidikan, hak untuk memilih.
2.      Penanaman modal, perusahaan memiliki kewajiban dalam menyediakan pengambilan investasi investor yang menarik dengan memaksimumkan laba perusahaan.
3.      Tenaga kerja, perusahaan bertanggungjawab terhadap karyawan mulai dariperencanaan, perekrutan, pengajian, orientasi, penempatan keselamatan kerja serta kesejahteraan.
4.      Wilayah usaha, menjaga perubahan politik lokal dan transfer teknologi. Memiliki efek negatif yang minimal terhadap ekonomi dan kebijakan lokal. Melkukan bisnis sesuai dengan hukum.
5.      Sosial umum, menjaga kelestarian lingkungan, perlindungan kepentingan masyarakat umum.
Tanggungjawab sosial bisnis merupakan aktivitas perusahaan sebagai integral guna kelangsungan hidup perusahaan. Identifikasi dan tanggungjawab sosial Hodgetts & Kuratko (1990) secara lebih spesifiks memasukan tanggungjawab terhadap lingkungan, energi, praktik bisnis yang baik/adil, tanggungjawab terhadap tenaga kerja dan kemanusiaan, produk maupun jasa serta komunitas.
David Mc Clelland (1961) dalam Zimerrer & Scarborough (1998)memberikan solusi awal uji etika untuk menilai perilaku. Beberapa uji etika yang menilai perilaku:
a.       Prinsip berfaedah. Memilih kebaikan yang terbesar untuk jumlah orang banyak.
b.      Kan’s categorical imperative. Bertindak sedemikian rupa sehingga tindakan yang di ambil menjadi hukum universal
c.       Golden rules. Perlakuan orang sebagaimana Anda mengharapkan mereka memperlakukan Anda.
d.      Uji televisi. Apaka kolega nyaman untuk menjelaskan tindakan pada pemirsa televisi secara nasional.
e.       Uji tandingan. Digunakan untuk memilih yang terbaik dan universal.
f.       Uji masa depan. Respon etika dalam jangka panjang dalam berbagai dimensi ukuran.
2.4 Perilaku Perusahaan Terhadap Tanggung Jawab Sosial
Dimension of Behaviour
Stage One: Social Obligation
Stage Two: Social Responsibility
Stage Three : Social Responsiveness
Response to social presures
Maintains low public profile, but if attaced, user PR methods, to upgrate its public image: denies any deficiencied, blame public dissatisfaction on ignorance or failure to understand corporate functions:discloses information only where legally required
Accept responsibility for solving current problems;will admit deficiencies in former practices meet social norm;attitude toward critics conciliatory; freer information disclosures than stage one
Willingly discuses activities with outside group; makes information freely available to the public; accepts formal and informal inputs from outside groups in decision making; is wiling to be publicly evaluated for its various activities
philanthropy
Contributes only when direct benefit to it clearly shown:otherwhise, view contributions as responsibility of individual employees
Contributes to non controversial and established causes; matches employee contributions
Activities of stage two, plus support and contributions to new, controversial groups whose needs it sees as unfulfilled and increasingly important
Perusahaan yang dapat berjalan dengan baik/survival memasuki tahap dua dan tiga dalm respon tanggung jawab sosial. Aktivitas perusahaan sudah memasukan program tanggung jawab sosial, proaktif memiliki keinginan mengevaluasi setiap aktivitas yang berhubungan dengan publik ( social responsiveness ). Setiap keputusan manajer  perusahaan mempertimbangkan keinginan stakeholder ( penyesuaian inside group dan outside group ) sebagai bagian integral dari kehidupan perusahaan.

2.5  Keputusan Etika dan Tanggung Jawab Sosial
            Dalam pengambilan keputusan etika banyak model dapat digunakan untuk membuat keputusan etika, apakah perilaku dalam praktik nantinya etis atau tidak etis. Zimmmerer (1996) memberikan prinsip-prinsip umum etika yang mengarahkan perilaku, yaitu :
1.      Kejujuran. Pengusaha harus memiliki prinsip penuh kepercayaan, bersikap jujur, tidak melakukan kecurangan, tidak berbohong,tidak mencuri.
2.      Integritas. Memegang prinsip kebenaran, melakukan kegiatan dengan terhormat, berani dan penuh pendirian.
3.      Memelihara janji. Pengusaha yang baik selalu memegang janji, mentaati janji, penuh komitmen dan dapat dipercaya.
4.      Kesetiaan. Hemat dan loyal kepada keluarga, perusahaan, bangsa dan negara. Mampu memegang rahasia dan melakukan kegiatan secara tepat dalam konteks profsional.
5.      Keadilan. Berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia mengakui kesalahan dan kebaikan orang lain, toleransi terhadap keberagaman.
6.      Suka membantu orang. Saling membantu, suka menolong, memiliki belas kasihan terhadap orang lain maupun masyarakat.
7.      Hormat kepada orang lain. Menghormati martabat orng lain, menghormati hak dan kebebasan orang lain.
8.      Kewarganegaraan yang bertanggung jawab. Berlaku sebagai warga negara yang baik, mentaati aturan agama, negara, penuh kesadaran sosial.
9.      Mengejar keunggulan. Melakuakan kegiatan dengan baik sesuai kemampuan dan kompetensi. Mengejar keunggulan dalam segala hal dan penuh komitmen.
10.  Dapat dipertanggung jawabkan. Segala kegiatan atau aktivirtas dapat dipertanggungjawabkan secara moral, legal formal.
Michael Bonner, et.al.,(1987) memunculkan model proses pengambilan keputusan etika dengan memasukkan elemen sumber daya perusahaan dan lingkungan eksteren bagi penentu perilaku etis. Beberapa elemen tersebut adalah lingkungan kerja, lingkungan pemerintah dan legal formal, lingkungan sosial, profesional, personal dan atribut individu.
 Dalam aplikasi, pengambilan keputusan etika mempergunakan rantai keputusan konsep overwhelming factor  ( faktor yang menekan/situasional), yang pada situasi tertentu membenarkan tindakan mengesampingkan salah satu atau beberapa elemen tersebut.
Disini kebijakan manajer berperan. Jika pada suatu situasimuncul faktor penekan, maka aturan yang digunakan adalah prinsip efek ganda. Jika alternatif yang dipilih dimaksudkan untuk memaksimumkan akibat yang baik dan meminimumkan akibat yang jelek, maka menajer perusahaan yang membuat keputusan memiliki kecenderungan mendapat simpati, jika keputusan tersebut dipermasalahkan secara legal formal ( Donaldson, Thomas, 1989; Bonner, et.al,. 1987: William, 1991)
Cullen , B. John (2005:129) memberikan model alur analisis pengambilan keputusan etika perusahaan secara lebih rinci, sebagai berikut :
1.      Analisis ekonomi (economic analysis). Analisis ekonomi digunakan untuk mengetahui kemampuan bisnis dalam mendatangkan profit sebagai bentuk tanggung jawab ekonomi kepada stakeholder.
2.      Analisis legal (legal analysis). Analisis legal fokus pada kesesuaian operasional perusahaan (rules of the games) dengan legalitas formal antar Negara (host or home country law).
3.      Analisis etika organisasi (organizational ethical analysis). Analisis etika organisasi digunakan untuk kesesuaian budaya organisasi perusahaan dengan etika yang diterapkan.
4.      Analisis sensitivitas budaya (cultural sensitivity analysis). Analisis sensitivitas budaya digunakan untuk kesesuaian etika dengan budaya local di mana perusahaan beroperasi.
5.      Analisis personal (personal analysis). Dan analisis personal focus pada kesesuaian dengan moral dan kepercyaan personal stakeholder.
Tantangan perkembangan lingkungan dan respon yang cepat dari masyarakat akan peran serta perusahaan terhadap kehidupan social,mengharuskan perusahaan cepat aktif dalam aktifitas tanggung jawab social. Hawken dan McDonough (1993) dalam Koratko and
Hodgetts (2007)memberikan langkah awal secara praktis dan strategis guna kepekaan terhadap tanggung jawab social. Enam langkah menuju bisnis yang baik (seven step to doing good bussines):
1.      Melakukan efesiensi dengan pemotongan biaya yang tidak perlu (eliminate the concept of waste).
2.      Memperbaiki system pertanggung jawaban (restore accountability).
3.      Produk yang dihasilkan mereflesikan biaya yang dikeluarkan (make prices reflect cost).


Standar etika perusahaan
1.      Ciptakan kepercayaan perusahaan. Pengusaha menciptakan norma atau kepercayaan dan tanggung jawab etikanya.
2.      Kembangkan kode etik. Membuat pernyataan tertulis mengenai standar prilaku dan prinsip etis atau di kenal dengan dengan kode etik yang di harapkan mampu memberikan perilaku standar minimal  yang di harapkan dari manajemen. Kode etik memuat jenis perilaku yang di harapkan dan memberikan kongkrit di perusahaan bagaimana berprilaku secara etis setiap hari dalam perusahaan.
3.      Menjalankan kode etik secara adil dan konsisten. Pihak manajemen harus menjalankan perilaku etis setiap hari dan manajer wajib memberikan hukuman apabila ada yang melanggar kode etik tersebut.
4.      Mempekerjakan orang yang tepat. Perilaku etis yang diharapkan tergantung perseorangan yang di sertai nilai moral yang tinggi membantu pencapaian perilaku yang etis.
5.      Adakan pelatihan etika. Membangun dan mempertahankan standar etika. Program pelatihan akan menimbulkan kepedulian perilaku etis dan meningkatkan sistem nilai perusahaan.
6.      Lakukan audit etika secara periodik. Melakukan penilaian secara periodik terhadap pelaksanaan etika perusahaan.
7.      Pertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku etis
8.      Pemimpin memberikan contoh perilaku etis setiap saat sehingga merupakan tolak ukur perilaku bawahan.
9.      Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah. Karyawan diberikan kesempatan memberikan respon, tanggapan, melaporkan kepada atasan yang tidak etis. Sedangkan pemimpin memberikan keleluasaan kepada bawahan untuk merespon pelaksanaan perilaku etika tersebut
10.  Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika. Bawahan dilibatkan dalam perancangan dan implementasi etika dalam perusahaan. Bawahan diberikan kesempatan untuk menawarkan umpan balik mengenai standar etika yang ditetapkan.
Simple Case Study
Tuan Hts adalah seorang pengelola sebuah perusahaan yang dibidang jasa transportasi. Ia memiliki prinsip lakukan sesuai dengan baikdan benar walaupun hanya prilaku kecil. Setiap hari ada pelanggan yang melakukan transaksi melalaui telepon kantor. Banyaknya karyawan memiliki prilaku yang beragam. Salah satunya memunculkan berbagai sikap dalam menerima telepon dari rekan bisnis, kolega atau pelanggan.
Ketidaksengsaraan perilaku dalam menerima telepon membuat Tuan Hts khawatir, jangan-jangan banyak rekan bisnis, kolega atau pelanggan yang tidak puas dengan cara berkomunikasi lewat telpon. Tuan Hts mencoba membuat kode etik menerima telepon untuk setiap karyawan, dibuat pigura dan dipasang dekat mesin telepon kantor, sehingga setiap karyawan yang menerima telepon akan membaca. Kode etika menerima telepon yang dibuat Tuan Hts, adalah:
-          Segera terima telpon jika berdering
-          Terima telpon dengan hati senang
-          Angkat telpon dan beri salam dengan bahasa yang halus
-          Ketahui identitas penelpon
-          Dengarkan dengan baik dan jarang menyela
-          Jika yang dicari tidak ada, tolong dihubungi lain waktu
-          Jika sudah selesai berikan salam penutup
-          Tutup telpon dengan baik dan benar.











BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntutan dan pedoman berperilaku dalam menjalankan kegiatan perusahaan atau berusaha.
Tanggungjawab sosial bisnis merupakan aktivitas perusahaan sebagai integral guna kelangsungan hidup perusahaan. Identifikasi dan tanggungjawab sosial Hodgetts & Kuratko (1990) secara lebih spesifiks memasukan tanggungjawab terhadap lingkungan, energi, praktik bisnis yang baik/adil, tanggungjawab terhadap tenaga kerja dan kemanusiaan,
3.2  Saran
Semoga makalah ini dapat membentu seseorang dalam mengawali kegiatan berbisnis yang sesuai dengan etika berusaha dan tanggungjawab sosial, sehingga bisnisnya dapat berjalan dengan baik dan lancer.

















DAFTAR PUSTAKA

HC. Heru kristanto.2009. Kewirausahaan Enterprenership (kewirausahaan pendekatan manajemen dan praktik). Jakarta. ISBN.
Williams, Chuck. 2001. Manajemen Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta.
Robbins, Stephen P and Mary Coulter. 1999. Manajemen Edisi Keenam. PT. Prenhallindo. Jakarta.
Schermerhorn, John R.,Jr. 1998. Manajemen Buku 1. Andi. Yogyakarta
Wiludjeng SP, Sri. 2007. Pengantar Manajemen Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta.


About Me

Foto Saya
Teni Setiani
ciamis, jawa barat, Indonesia
Motto hidup saya adalah "Tidak ada kata terlambat untuk bangkit, ayo berjuanglah !!!"
Lihat profil lengkapku