Makalah Analisis Gaya Bahasa Dari Drama Krapp

Posted by : Teni Setiani di 02.25 0 Comments
ANALISIS GAYA BAHASA DARI DRAMA REKAMAN TERAKHIR KRAPP
Karya : Samuel Beckett
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Teori Sastra

Dosen : Idan, Drs, M.pd











KELOMPOK : VI

Disusun oleh : 1. Teni Setiani ( 2108090278 )
2. Alin Nuraeni ( 2108090021 )
3. Ai Nurhayati ( 2108090018 )
4. Irwan Ismayadi ( 2108090142 )
5. Neni Widia ( 2108090199 )

Program Studi :
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2009
Kata Pengantar


Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya ,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Analisis Gaya Bahasa dari Drama Rekaman Terakhir Krapp, Karya : Samuel Beckett.
Tujuan pembuatan makalah ini guna untuk memberitahukan seputar Analisis Gaya Bahasa dari Drama Rekaman Terakhir Krapp, Karya : Samuel Beckett. Laporan ini kami peroleh dari berbagai sumber, baik dari buku panduan diantaranya : Sepuluh Drama Pendek ( Samuel Beckett ), maupun dari internet, yang kami susun dalam bentuk makalah.
Dalam penyusunan makalah ini kami mendapatkan banyak kesulitan diantaranya, kurangnya buku panduan yang kami miliki serta terbatasnya pengetahuan dan wawasan kami dalam mencari sumber materi, tetapi semua itu dapat kami atasi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Idan, Drs, MM selaku Dosen Mata Kuliah Teori Sastra
2. Orang tua kami yang telah memberikan banyak dukungan berupa moral maupun materil.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak sekali kekurangan oleh
karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik guna untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya, bagi pembaca, dan bagi dunia pendidikan pada umumnya.


Ciamis, 9 Desember 2009



Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………… i
Daftar Isi …………………………………………………… ii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian………………………………1
1.2 Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah ……...1
1.3 Metode dan Teknik ……………………………………...1
1.4 Tujuan Penulisan………………………………………..1
1.5 Sistematika Penulisan …………………………………...2
1.6 Definisi Operasional Penelitian …………………………3

BAB II. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Gaya Bahasa ……………………………….7
2.2 Jenis-jenis Gaya Bahasa ………………………………..8

.BAB III PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Jenis-jenis Gaya Bahasa yang Terdapat dalam Drama yang dianalisis …………………………………………11

BAB IV SiMPULAN dan SARAN

4.1 Simpulan ……………………………………………….12 4.2 Saran ………………………………………………….. 12

SINOPSIS
DAFTAR PUSTAKA


ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Alasan penulis menganalisis Judul Drama Rekaman Terakhir Krapp, karena penulis merasa drama tersebut mengandung banyak pelajaran yang dapat dijadikan cermin dalam menjalani kehidupan, agar tidak menyia-nyiakan masa muda untuk sesuatu hal yang tidak berguna. Selain itu dalam drama tersebut terdapat beberapa jenis Gaya Bahasa yang mudah-mudahan dapat memberikan banyak pengetahuan kepada pembaca khususnya, dan kepada dunia pendidikan pada umumnya.

1.2 Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah

Supaya pembahasan makalah ini tidak terlalu luas, maka penulis memberi batasan masalah dengan rumusan sebagai berikut :
1. Apa pengetian Gaya Bahasa ?
2. Apa saja jenis-jenis Gaya Bahasa ?
3. Jenis-jenis Gaya Bahasa yang Terdapat dalam Drama yang dianalis

1.3 Metode dan Teknik
Dalam penyusunan dan pembuatan makalah ini kami mencari dari berbagai sumber diantaranya : Buku Sastra dengan judul Sepuluh Drama Pendek ( Samuel Beckett ), dan mencari dari internet, serta tidak lupa kami mencantumkan hasil pertukaran pikiran dari berbagai anggota kelompok.

1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1
2
1. Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Sastra
2. Mendeskripsikan pengertian Gaya Bahasa
3. Mendeskripsikan jenis-jenis Gaya Bahasa
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari :
-Kata Pengantar
-Daftar Isi
-BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah
1.3 Metode dan Teknik
1.4 Tujuan dan Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan
1.6 Definisi Operasional Penelitian
-BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Gaya Bahasa
2.2 Jenis-jenis Gaya Bahasa
-BAB III PEMBAHASAN MASALAH
3.1 Jenis Gaya Bahasa yang terkandung dalam Drama yang di analisis
-BAB IV SIMPULAN dan SARAN
4.1 Simpulan
4.2 Saran
SINOPSIS
DAFTAR PUSTAKA





3
1.6 Definisi Operasional
Dalam linguistik analisa/analisis yaitu kajian yang dilaksanakan sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. (http://organisasi.org/definisi-pengertian-analisa-analisis-itu-apa-ya-help-me-dong-buat-skripsi-nich, 28 Juni 2008, 09.38 wib, Imam Fazri )
Menurut Kerlinger Analisis/analisa ialah Suatu usaha yang dilakukan secara sengaja untuk mengetahui sesuatu atau sebuah fenomena).
Sedangkan menurut adam smith Analisis adalah sebuah usaha yang menyangkut kajian terhadap sesuatu sampai keakar akarnya (mendasar ).
Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani). Sedangkan dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah sebutan lain dari drama di mana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon. ( http://organisasi.org/definisi-pengertian-analisa-analisis-itu-apa-ya-help-me-dong-buat-skripsi-nich, 28 Juni 2008, 09.38 wib, Imam Fazri ).
Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu: Drama baru dan Drama lama.
1.Drama baru/modern
Drama baru/modern adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
2. Drama lama/klasik
Drama lama/klasik adalah Drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istana, kerajaan, kehidupan Dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.
Macam-macam Drama berdasarkan isi kandungan cerita:
1. Drama komedi
Drama komedi adalah Drama lucu menggelitik dan penuh keceriaan

4
2. Drama tragedy
Drama tragedy adalah yang ceritanya sedih penuh kemalangan
3.Drama tragedy komedi
Drama tragedy komedi adalah yang ada sedih dan ada lucunya
4. Opera
Opera adalah Drama yang mengandung musik dan nyanyian
5. Lelucon/dagelan
Lelucon/dagelan adalah Drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton
6. Operet/operette
Operet/operette adalah Opera yang ceritanya lebih pendek
7.Pantomim
Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan. ( http..//bin-redaksi.blogspot.com 2008 )
8. Tablau
Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
9. Passie
Passie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius.
10. Wayang
Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya.
Keraf (2006: 112-113) mengatakan:Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style diturunkan dari kata latin stilus,yaitu semacam alat untuk menulis pada lempeng lilin.keahlian menggunakan alat ini akan mempengaruhi-
5
jelas tidaknya tulisan pada lempengan tadi.pada waktu penekanan dititik beratkan pada keahlian untuk menulis indah, maka style lalu berubah menjadi kemampuan dan keahlian untuk menulis atau menggunakan kata-kata secar indah. Style atau gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis(pemakai bahasa)Lain halnya dengan Tarigan (1985:5) yang mengemukakan “gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek pembicaraan dengan jalan memperbandingkan sesuatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum” Atmazaki (2005:08), mengemukakan “gaya bahasa naratif merupakan bentuk-bentuk ungkapan yang digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan
ceritanya.penggunaan gaya bahasa dalam mengungkapan ide atau tema yang diajukan dalam karya sastra dapat beragam dari pengarang yang satu kepada pengarang yang lain”. Hal senada diungkapkan oleh Semi (1984:38-41), gaya penceritaan adalah tingkah laku pengarang dalam menggunakan bahasa.tingkah laku berbahasa ini merupakan suatu sarana sastra yang amat penting. Tanpa bahasa, tanpa gaya bahasa, sastra tidak ada. Gaya bahasa yang digunakan oleh sastrawan, meskipun tidaklah terlalu luar biasa, adalah unik karena selain dekat dengan watak dan jiwa penyiar, juga membuat bahasa yang digunakan berbeda dalam makna dan kemesraannya. Jadi, gaya lebih merupakan pembawaan pribadi.Gaya bahasa menyangkut kemahiran mengarang mempergunakan bahasa sebagai medium fiksi. Penggunaan bahasa tulis dengan segala kelebihan dan kekurangannya harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pengarang. Penggunaan bahasa harus relevan dan menunjang permasalahan-permasalahan yang hendak dikemukakan; harus serasi dengan teknik-teknik yang digunakan; dan harus tepat menggunakan alur, penokohan, latar, tema dan amanat. Penggunaan gaya bahasa oleh pengarang yang langsung jadi narrator akan memberi petunjuk suasana, waktu dan tempat ( Muhardi dan Hasanudin ws, 2006:43-45).
6
Berdasarkan pendapat para ahli bahasa di atas, disimpulkan bahwa gaya bahasa ditekankan pada keahlian untuk menulis indah dan unik.gaya bahasa yang digunakan seseorang bertujuan untuk mengungkapkan pikiran yang dapat mencerminkan jiwa dan kepribadian pengarang. Gaya bahasa yang baik dikategorikan pada bahasa yang relevan dan dapat menunjang permasalahan yang hendak dikemukakan serta bahasa yang dengan tepat merumuskan alur, penokohan, latar, tema dan amanat.
















BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Gaya Bahasa

Keraf (2006: 112-113) mengatakan:Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah style diturunkan dari kata latin stilus,yaitu semacam alat untuk menulis pada lempeng lilin.keahlian menggunakan alat ini akan mempengaruhi jelas tidaknya tulisan pada lempengan tadi.pada waktu penekanan dititik beratkan pada keahlian untuk menulis indah, maka style lalu berubah menjadi kemampuan dan keahlian untuk menulis atau menggunakan kata-kata secar indah. Style atau gaya bahasa dapat dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulus (pemakai bahasa)Lain halnya dengan Tarigan (1985:5) yang mengemukakan “gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek pembicaraan dengan jalan memperbandingkan sesuatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum”
Atmazaki (2005:08), mengemukakan “gaya bahasa naratif merupakan bentuk-bentuk ungkapan yang digunakan oleh pengarang untuk menyampaikan ceritanya.penggunaan gaya bahasa dalam mengungkapan ide atau tema yang diajukan dalam karya sastra dapat beragam dari pengarang yang satu kepada pengarang yang lain”. Hal senada diungkapkan oleh Semi (1984:38-41), gaya penceritaan adalah tingkah laku pengarang dalam menggunakan bahasa.tingkah laku berbahasa ini merupakan suatu sarana sastra yang amat penting. Tanpa bahasa, tanpa gaya bahasa, sastra tidak ada. Gaya bahasa yang digunakan oleh sastrawan, meskipun tidaklah terlalu luar biasa, adalah unik karena selain dekat dengan watak dan jiwa penyair, juga membuat bahasa yang digunakan berbeda dalam makna dan kemesraannya. Jadi, gaya lebih merupakan pembawaan pribadi.Gaya bahasa menyangkut kemahiran mengarang mempergunakan bahasa sebagai medium fiksi.
7
8
Penggunaan bahasa tulis dengan segala kelebihan dan kekurangannya harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pengarang. Penggunaan bahasa harus relevan dan menunjang permasalahan-permasalahan yang hendak dikemukakan; harus serasi dengan teknik-teknik yang digunakan; dan harus tepat menggunakan alur, penokohan, latar, tema dan amanat. Penggunaan gaya bahasa oleh pengarang yang langsung jadi narrator akan memberi petunjuk suasana, waktu dan tempat ( Muhardi dan Hasanudin ws, 2006:43-45).
Berdasarkan pendapat para ahli bahasa di atas, disimpulkan bahwa gaya bahasa ditekankan pada keahlian untuk menulis indah dan unik.gaya bahasa yang digunakan seseorang bertujuan untuk mengungkapkan pikiran yang dapat mencerminkan jiwa dan kepribadian pengarang. Gaya bahasa yang baik dikategorikan pada bahasa yang relevan dan dapat menunjang permasalahan yang hendak dikemukakan serta bahasa yang dengan tepat merumuskan alur, penokohan, latar, tema dan amanat.

2.2 Jenis-Jenis Gaya Bahasa

Muhardi dan Hasanudin WS (2006:44-45) mengemukakan bahwa gaya bahasa (style)di kelompokkan menjadi emoat jenis, yaitu: “ (a). penegasan terdiri dari: pleonalisme, repetisi, klimaks, anti klimaks, retoris dll. (b). pertentangan terdiri dari; paradoks, antitesis, dll. (c). perbandingan, terdiri dari; metafora, personifikasi, asosiasi, paralel, dll. (d). Sindiran, terdiri dari; ironisme, sarkasme dan sinisme.
Keraf (2006:116-145) menambahkan penjelasan tentang gaya bahasa menurut ahli bahasa diatas, yaitu: pleonalisme adalah acuan yang mempergunakan kata-kata lebih banyak dari pada yang diperlukan untuk menyatakan satu pikiran satu gagasan, misalnya: darah yang merah itu melumuri seluruh tubuhnya. Repetisi adalah: perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untukmemberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai, misalnya: bukan cemburu-
9
bukan iri hati, dan bukan juga dengki, hanya memperingatkan kau tentang akibatnya bergaul
bebas. Klimaks disebut juga gradasi adalah gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannya dari gagasan-gagasan sebelumnya, misalnya: kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman harapan. Anti klimaks adalah: gaya bahasa yang merupakan suatu acuan gagasan-gagasannyadiurutkan yang terpenting berturut-turut kegagasan yang kurang penting, misalnya: Ia ibu kota, di kota-kota besar, di desa bahkan dipelosok-pelosok yang terpencil semuanya merayakan hari kemerdekaan. Retoris adalah gaya bahasa yang semata-mata merupakan penyimpangan dari konstuksi biasa untuk mencapai efek tertentu.
Paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada, misalnya: ia mati kelaparan ditengah-tengah kekayaan yang berlimpah-limpah. Antitesis adalah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan dengan menggunakan kata-kata atau kelompok kata yang berlawanan, misalnya: kaya- miskin, tua-muda, besar-kecil, semuanya mempunyai kewajiban terhadapkeamanan bangsa dan negara. Metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat, misalnya: orang itu buaya darat. Personifikasi adalah gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati, atau barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan, misalnya: kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu.
Paralel adalah gaya bahasa yang berusaha mencapai kesejajaran dalam pemakaian kata-kata atau frasa-frasa yang menduduku fungsi yang sama, misalnya: bukan saja perbuatan itu harus dikutuk, tetapi juga harus diberantas. Ironisme adalah gaya bahasa yang ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya, misalnya: saya tahu anda adalah seorang gadis yang paling cantik didunia ini yang perlu mendapat terhormat!. Sarkasme adalah gaya yang selalu menyakiti hati dan kurang enak didengar,
10
misalnya: kelakuanmu memuakkan saja. Sinisme adalah gaya bahasa sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keiklasan dan ketulusan
hati, misalnya: memang anda adalah seorang gadis yang tercantik di seantero jagad ini yang mamou menghancurkan seluruh isi jagad ini.





































BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Jenis Gaya Bahasa yang terkandung dalam Drama yang di analisis

1. Personifikasi
Yaitu yang dikutip dari kata:
Disana aku duduk, dengan angin menusuk (2006:44 )
( Menggambarkan seolah-olah angin tersebut hidup dan bisa menusuk )
Malam menyelinap melintas langit (2006:50 )
( Menggambarkan seolah-olah malam bisa bergerak dan menyelinap melintas langit )
Kini hari-hariku sudah berlalu, malam menggurat malam bayang-bayang
(2006:42 )
( Menggambarkan seolah-olah malam bisa menggurat bayang-bayang )

2. Metafora
Yaitu yang dikutip dari kata :
Sejauh ini dengan kegelapan disekelilingku aku merasa tak begitu sendirian
(2006:40 )
( Kata kegelapan mengkiaskan suatu perbuatan yang negatif )
Gelap yang selalu kusimpan dalam-dalam dengan susah payah (2006:46 )
( Kata gelap mengkiaskan perbuatan buruk yang ia sembunyikan dan tidak ingin diketahui orang lain )
Tenggelam dalam mimpi-mimpi dan membakarnya habis (2006:49)
( Kata Tenggelam mengkiaskan rasa terhanyut, dan kata membakar mengkiaskan rasa ingin menghapus seluruh kenangan yang ia alami ).



11
BAB IV
SIMPULAN dan SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan gaya bahasa merupakan salah satu analisisnya. Gaya bahasa ditekankan pada keahlian untuk menulis indah dan unik. Gaya bahasa yang digunakan seseorang bertujuan untuk mengungkapkan pikiran yang dapat mencerminkan jiwa dan kepribadian pengarang. Gaya bahasa yang baik dikategorikan pada bahasa yang relevan dan dapat menunjang permasalahan yang hendak dikemukakan serta bahasa yang tepat merumuskan alur, penokohan, latar, tema dan amanat.
Gaya bahasa dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu: (a). penegasan, terdiri dari pleonalisme, repetisi, klimaks, antiklimaks, retoris, dan lain-lain. (b). pertentangan terdiri dari: paradoks, antitesis, dan lain-lain. (c). perbandingan, terdiri dari: metafora, personifikasi, asosiasi, paralel dan lain-lain. (d). sindiran, terdiri dari: ironisme, sarkasme, dan sinisme.
Berbagai usaha atau tindakan yang dilakukan oleh penutur agar pendengar atau pembaca tertari dan terpengaruh oleh gagasan yang di sampaikan melalui tuturannya iti, usaha tersebut antara lain: (1). Pemilihan materi bahasa, (2). Pemakaian ulasan dan (3). Pemanfaatan gaya bertutur.

4.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan simpulan yang telah dilakukan maka disarankan pada pembaca agar dapat memberikan saran dan kritikan, karena penulisan makalah ini masih dirasakan kurang mencakupi khususnya tentang gaya bahasa.






12
SINOPSIS

Penyesalan krapp semasa mudanya yang banyak ia habiskan dengan sesuatu hal yang tidak berguna yakni, mabuk-mabukan, dan main perempuan, hingga pada akhirnya ketika ia mendengarkan hasil rekaman perbuatannya sendiri yang ia rekam di umur yang ke 39 Tahun baru ia menyadari dan menyesali semua perbuatannya, serta tidak ingin hal tersebut terulang kembali.
Setting yang digunakan dalam drama tersebut di rumah krapp tepatnya di ruang kerja kecil miliknya, pada saat menjelang tengah malam.





















13

DAFTAR PUSTAKA

http://organisasi.org/definisi-pengertian-analisa-analisis-itu-apa-ya-help-me- ong-buat-skripsi-nich.
http://siskadiani.wordpress.com
Atmazaki. 2005. Ilmu Sastra: Teori dan Terapan. Padang: Citra Budaya Indonesia
Keraf, Gorys. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Muhardi dan Hasanudin WS. 2006 Prosedur Analisis Fiksi: Kajian Strukturalisme. Citra Budaya Indonesia
Semi. M. Atar. 1984. Anatomi Sastra. Padang: FBSS IKIP Padang.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung; Angkasa.















14

About Me

Foto Saya
Teni Setiani
ciamis, jawa barat, Indonesia
Motto hidup saya adalah "Tidak ada kata terlambat untuk bangkit, ayo berjuanglah !!!"
Lihat profil lengkapku