BAHAN AJAR MENULIS PUISI LAMA

Posted by : Teni Setiani di 07.51 1 Comments

Nama     : Teni Setiani
NIM       : 2108090278
Kelas     : 2A
MK         : Pembelajaran Menulis
Prodi     : Bahasa dan Sastra Indonesia





MENULIS PUISI LAMA

Pengertian puisi lama

Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan tertentu yaitu; terikat oleh jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam dalam satu bait, adanya persajakan atau rima, terdapat banyak suku kata dalam tiap baris dan juga adanya irama.

       Ciri-ciri Puisi Lama

Berdasarkan kecenderungan yang dimilik karya puisi lama maka dapat dicirikan karakteristik puisi lama. Adapun ciri-ciri puisi lama antara lain:
a.       Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
b.       Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
c.        Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.

       Jenis-jenis Puisi Lama

Menurut jenisnya puisi lama dapat dibedakan menjadi;
a.       Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
b.       Pantun merupakan puisi lama yang biasanya dipakai masayarakat untuk menyampaikan sesuatu. Pantun memilki ciri-ciri tertentu yang terkait dengan kaidah bait, rima, dan irama.(Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X, 2008 : 115)
Jadi Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris. Tiap baris terdiri dari 9 sampai 12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak-anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
c.         Karmina bentuk karmina seperti pantun, tetapi barisnya pendek, yaitu hanya terdiri atas dua baris. Dengan demikian, karmina sering disebut sebagai pantun kilat atau pantun singkat. Karmina biasanya digunakan untuk menyampaikan suatu sindirian ataupun ungkapan secara langsung.
(Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X, 2008 : 115)
Jadi, Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek
d.       Seloka adalah Menurut B. Simorangkir, seloka adalah peribahasa (pepatah) yang diberi sampiran. Menurut Hooykaas, seloka diartikan sebagai pantun yang mengandung kisahan/ibarat dan berisi nasihat. Menurut Amir Hamzah seloka sebagai pantun yang antara sampiran dan isinya terjadi hubungan arti. Seloka disebut pula pantun berbingkai. Kalimat pada baris ke-2 dan ke-4 pada bait pertama diulang kembali pengucapannya pada kalimat ke-1 dan ke-3 pada bait kedua. (Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X, 2008 : 115 )
Jadi seloka adalah  sebagai bentuk puisi yang berisi pepetah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran, bahkan ejekan. Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, namun terkadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris. 
e.        Gurindam adalah puisi yang terdiri atas dua baris dalam setiap bait. Kedua baris itu berupa isi, berumus a-a, dan merupakan nasihat atau sindiran. Pengarang gurindam yang terkenal, yaitu Raja Ali Haji yang mengarang Gurindam Dua Belas. Disebut gurindam dua belas sebab jumlah baris seluruhnya berjumlah dua belas. (Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X, 2008 : 116) Jadi, Gurindam adalah puisi yang bercirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat. Gurindam disebut juga sajak dua seuntai.
f.        Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a- a-a, berisi nasihat atau cerita.
g.        Talibun termasuk pantun juga, tetapi memiliki jumlah baris tiap bait lebih dari empat baris. Misalnya enam, delapan, sepuluh. Talibun juga mempunyai sampiran dan isi. .(Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X, 2008 : 115).
Jadi, Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
                                                      

Contoh dari Jenis-jenis Puisi Lama

a) Mantra
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu

b) Pantun
Kalaulah aku punya jimat (a) ...Sampiran
Tentulah aku pandai berburu (b) ...Sampiran
Kamu pasti murid selamat (a) ... Isi
Dengan patuhi perintah guru (b) ... Isi

Contoh pantun yang dilihat dari isinya:
1)       Pantun anak-anak
Elok rupanya kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
2)       PantunMuda-mudi
Kalau tuan pergi ke Tanjung
Kirim sahaya sehelai baju
Kalau tuan menjadi burung
Sahaya menjadi ranting kayu

3)       Pantun Agama
Orang bajang pergi mengaji
Ke Cibadak jalan panti
Meninggalkan sembahyang  jadi berani
Seperti badan tak kan mati
4)       Pantun Teka-teki
Belajar perahu
Menuju arah selat Malaka
Lebar kepala dari badan
Apakah itu cobalah terka?
5)       Pantun Jenaka
Pohon manggis di tepi rawa
Tempat kakak tidur beradu
Nenek menangis sambil tertawa
Melihat kakek bermain gundu
c) Karmina
Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang ,sekarang benci (a)

Banyak udang, banyak garam (a)
Banyak orang, banyak ragam (a)

Sudah gaharu, cendana pula (a)
Sudah tahu, bertanya pula                    (a)
(Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X, 2008 : 116)

d) Seloka
Pasang berdua bunyikan tabuh ---------- baris 1
Anak gadis berkain merah --------------- baris 2
Supaya cedera jangan tumbuh ---------- baris 3
Mulut manis kecindan murah ---------- baris 4


e) Gurindam
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( a )
Bagai rumah tiada bertiang ( a )
Jika suami tiada berhati lurus ( a )
Istri pun kelak menjadi kurus ( a)

Gurindam 9 Karya Raja Ali Haji (Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X, hal: 116)

Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan
Bukannya manusia itulah syaitan
Kejahatan seorang perempuan tua
Itulah iblis punya penggawa
Kepada segala hamba-hamba raja
Di situlah syaitan tempatnya manja




f) Syair
Diriku hina amatlah malang (a)
Padi ditanam tumbuh ilalang (a)
Puyuh di sangkar jadi belalang (a)
Ayam ditambat disambar elang (a)
(Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X, 2008 : 116)

g) Talibun
Kalau pandai berkain panjang, ------- (a) sampiran
Lebih baik kain sarung ---------- (b) sampiran
Jika pandai memakainya ----------  (c) sampiran
Kalau pandai berinduk semang ---------- (a) isi
Lebih umpama bundang kandung, ----------(b) isi
Jika pandai membawakannya ------- (c) isi
(Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia untuk Kelas X, 2008 : 115)

Uraian dari contoh

Ciri-ciri dari jenis puisi lama
a) Mantra
Ciri-ciri:
1.       Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
2.        Bersifat lisan, sakti atau magis
3.       Adanya perulangan
4.        Metafora merupakan unsur penting
5.        Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan    misterius
6.        Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan.
b) Pantun
Ciri – ciri :
1.     Memiliki 4 baris, di mana dua baris berisi sampiran dan dua
        baris lagi merupakan isi;
2.     Antara baris ke-1, 2, 3, dan 4 bersajak a,b,a,b;
3.     Setiap baris terdiri antara 8 sampai 9 suku kata;
4.     Berasal dari melayu (Indonesia)

c) Karmina
Ciri-ciri karmina
1.        Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan.
2.        Bersajak aa-aa, aa-bb
3.       Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan.
4.       Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi.
5.       Semua baris diawali huruf kapital.
6.       Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik.
7.        Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah.

d) Seloka
Ciri-ciri seloka
1.       Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair,
2.       Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris.


e) Gurindam
Ciri-ciri gurindam
1.       Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian
2.       baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
f) Syair
Ciri-ciri syair
a. terdiri atas empat larik (baris) tiap bait;
b. setiap bait memberi arti sebagai satu kesatuan;
c. semua baris merupakan isi (dalam syair tidak ada sampiran);
d. sajak akhir tiap baris selalu sama (aa-aa);
e. jumlah suku kata tiap baris hampir sama (biasanya 8–12 sukukata);
f. isi syair berupa nasihat, petuah, dongeng, atau cerita

g) Talibun
Ciri-ciri:
1.       Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
2.       Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
3.       Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
4.       Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
5.       Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d

Langkah-langkah  Menulis  Puisi Lama

Menulis puisi biasanya dijadikan media untuk mencurahkan perasaan, pikiran, pengalaman, dan kesan terhadap suatu masalah, kejadian, dan kenyataan di sekitar kita. langkah-langkah penciptaan puisi itu sendiri terdiri atas empat tahap penting, yaitu :
1.       Pencarian ide, dilakukan dengan mengumpulkan atau menggali informasi melalui membaca, melihat, dan merasakan terhadap kejadian/peristiwa dan pengalaman pribadi, sosial masyarakat, ataupun universal (kemanusiaan dan ketuhanan).
2.       Perenungan, yakni memilih atau menyaring informasi (masalah, tema, ide, gagasan) yg menarik dari tema yg didapat. Kemudian memikirkan, merenungkan, dan menafsirkan sesuai dengan konteks, tujuan, dan pengetahuan yg dimiliki.
3.       Penulisan, merupakan proses yg paling genting dan rumit. Penulisan ini mengerahkan energi kreatifitas (kemampuan daya cipta), intuisi, dan imajinasi (peka rasa dan cerdas membayangkan), serta pengalaman dan pengetahuan. Untuk itulah, tahap penulisan hendaknya mencari dan menemukan kata ataupun kalimat yg tepat, singkat, padat, indah, dan mengesankan. Hasilnya kata-kata tersebut menjadi bermakna, terbentuk, tersusun, dan terbaca sebagai puisi, tentunya sesuai dengan kaidah yang harus diikuti: jumlah baris atau jumlah kalimat dalam dalam setiap baitnya, jumlah suku kata dalam setiap kalimat, rima atau persamaan bunyi.
4.       Perbaikan atau Revisi, yaitu pembacaan ulang terhadap puisi yg telah diciptakan. Ketelitian dan kejelian untuk mengoreksi rangkaian kata, kalimat, baris, bait, sangat dibutuhkan. Kemudian, mengubah, mengganti, atau menyusun kembali setiap kata atau kalimat yg tidak atau kurang tepat. Oleh karena itu, proses revisi atau perbaikan ini terkadang memakan waktu yg cukup lama hingga puisi tersebut telah dianggap ''menjadi'' tidak lagi dapat diubah atau diperbaiki lagi oleh penulisnya.
Refleksi

Dalam penulisan puisi lama kita bisa mempelajari apa itu puisi lama dan juga jenis-jenisnya. Puisi lama kini sudah terabaikan dengan adanya puisi baru atau modern. Puisi lama jika ditelaah dengan teliti mempunyai kata-kata yang amat indah dan juga bermakna. Oleh karena itu, dengan mempelajari lagi tentang puisi lama marilah kita sebagai generasi muda untuk melestarikan dan mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari karena itu kekayaan atau warisan leluhur kita yang harus tetap dijaga.





DAFTAR PUSTAKA

Aktif dan kreatif berbahasa Indonesia 1 : untuk kelas X SMA/MA/
oleh Adi Abdul Somad, Aminudin, Yudi Irawan. – Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
http://www.wikipedia indonesia


About Me

Foto Saya
Teni Setiani
ciamis, jawa barat, Indonesia
Motto hidup saya adalah "Tidak ada kata terlambat untuk bangkit, ayo berjuanglah !!!"
Lihat profil lengkapku